LAPORAN
PRAKTIKUM 2
PENGARUH
POSISI TUBUH DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH
Disusun oleh :
Yustiana Oktavia
NIM. P27824414006
KEMENTRIAN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN
KEBIDANAN
PROGRAM
STUDI D4 KEBIDANAN
2015
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Denyut
nadi dan tekanan darah merupakan hal yang amat penting dalam bidang kesehatan
karena denyut nadi maupun tekanan darah merupakan factor-faktor yang dapat
dipakai sebagai indikator untuk menilai system kardiovaskuler seseorang. Denyut
nadi (pressure pulse) menggambarkan frekuensi kontraksi jantung
seseorang.sedangkan ntekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah
terhadapa satuan luas dinding pembuluh darah (arteri). Tekanan ini harus
adekuat yaitu cukup tinggi untuk menghailkan gaya dorong terhadap darah dan
tidak boleh terlalu tinggi yang dapat menimbulkan beban kerja tambahan bagi
jantung. Tekanan sistol adalah tekanan puncak yanmg ditimbulkan di artei
sewaktu darah dipompoa kedalam pembuluh tersebut selama kontraksi ventrikel.
Denyut
nadi dan tekana darah seseorang dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya
adalah perubahan posisi tubuh dan aktifitas fisik. Dengan mengamati serta
mempelajari hasil pengaruh perubahan posisi tubuh dan aktifitas fisik terhadap
denyut nadi dan tekanan darah, kita akan memperoleh sebagian gambaran mengenai
sistem kardiovaskuler seseorang.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana
pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan tekanan darah?
2. Bagaimana
pengaruh aktifitas tubuh terhadap denyut nadi dan tekanan darah?
1.3 TUJUAN
Mengamati dan
mempelajari pengaruh posisi tubuh dan latihan fisik terhadap denyut nadi dan
tekanan darah
1.4 SARANA
1. Meja
kerja / tempat tidur
2. Stopwatch
/ arloji
3. Sphygmomanometer
(Tensimeter) yang terdiri atas
a. manometer air raksa + klep buka-tutup
b. manset udara
c. selang karet
d. pompa udara dari karet + sekrup buka-tutup
4. Stetoskop
5. Bangku
6. Metronom
1.5 TATA
KERJA
Mengamati
dan Mempelajari Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Denyut Nadi dan Tekana Darah.
1)
a.
Memilih satu mahasiswa coba (MC1).
b. Memilih satu mahasiswa yang bertugas
memeriksa denyut nadi MC1 pada
arteri
radialis.
c.
Memilih satu mahasiswa yang bertugas
mengukur tekanan darah MC1 pada lengan kanan.
d.
Pilih satu mahasiswa untuk mencatat data.
2)
MC1 berbaring terlentang tenang selama
2-3 menit, kemudian tentukan frekuensi dan irama denyut arteria radialis
sinistra serta tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi selanjutnya
hitung rata-ratanya.
3)
MC1 duduk tenang selama 2-3 menit,
kemudian tentukan frekuensi dan irama
denyut arteria radialis sinistra serta tekanan darah pada lengan kanan
secara auskultasi selanjutnya hitung rata-ratanya.
4)
MC1 berdiri tenang dengan sikap anatomis
selama 2-3 menit, kemudian tentukan frekuensi dan irama denyut arteria radialis sinistra serta
tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi selanjutnya hitung
rata-ratanya.
5)
Mencatat data sesuai format pada Tabel 1.5.1
2. Mengamati dan Mempelajari Pengaruh
Aktifitas Fisik terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah.
1)
a.
Memilih satu mahasiswa (MC-2)
MC-2 boleh sama dengan MC-1 atau mahasiswa lain dalam kelompokyang
bersangkutan.
b.
Memilih satu mahasiswa yang bertugas memeriksa denyut
nadi MC-2 pada arteri radialis sinistra selama praktikum point.
c.
Memilih satu mahasiswa yang bertugas mengukur tekanan darah MC-2
pada lengan kanan secara auskultasi selama praktikum point D.2.
d.
Memilih satu mahasiswa untuk mencatat data.
2) MC-2 duduk tenang selama
2-3 menit, kemudian :
Mulai memeriksa frekuensi dan irama denyut arteria radialis
sinistra sertatekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi (masing-masing
diperiksatiga kali berturut-turut).Mencatat frekuensi dan irama denyut arteri
radialis sinistra serta tekanansistolik dan diastolik, selanjutnya hitung nilai
rata-ratanya.
3)
Manset tetap terpasang pada lengan atas kanan (hubungan manset
denganskala manometer dilepas), MC-2 melakukan latihan fisik dengan cara“STEPTEST’ yaitu dengan
NAIK-TURUN BANGKU 20 kali/menit selama 2 menitdengan dipandu oleh irama
metronome pada frekuensi 80 ketukan per menit.
4)
Setelah STEP TEST berakhir, MC-2 segera duduk,
mulai memeriksa frekuensidenyut arteri radialis sinistra dan tekanan darahnya
masing-masing 1 kali.Data ini diharapkan tepat tercatat 1 menit setelah
step test berakhir.
5) Menentukan memeriksa frekuensi denyut arteri radialis
sinistra dan tekanan darah dengan interval 2 menit
6) sampai nilainya kembali
seperti keadaan sebelum latihan.
7) Mencatat data pada table 2.1.
BAB
2
PEMBAHASAN
1.1
HASIL PRAKTIKUM
TABEL
2.1.1 Data Pengaruh Posisi Tubuh terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah.
POSISI TUBUH
|
DENYUT NADI
PALPASI
(….x/menit)
|
TEKANAN SISTOLIK
AUSKULTASI (mmHg)
|
TEKANAN DIASTOLIK
AUSKULTASI (mmHg)
|
BERBARING TERLENTANG
|
1.68
2.
78
3.
85
RATA-RATA
: 80
|
1.100
2.
90
3.
90
RATA-RATA
: 94
|
1.60
2.
70
3.
60
RATA-RATA
: 64
|
DUDUK
|
1. 79
2.74
3.
83
RATA-RATA
: 79
|
1. 90
2.
90
3.
90
RATA-RATA
: 90
|
1. 70
2.
70
3.
70
RATA-RATA
: 70
|
BERDIRI
|
1. 63
2.
65
3.66
RATA-RATA
: 65
|
1. 100
2.
90
3.
100
RATA-RATA
: 97
|
1. 80
2.
70
3.
70
RATA-RATA
: 73
|
Tabel
2.1.2 Data Pengaruh Aktifitas Fisik terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah.
WAKTU
|
DENYUT NADI
PALPASI
(…x / menit)
|
TEKANAN SISTOLIK AUSKULTASI
(mmHg)
|
TEKANAN DIASTOLIK AUSKULTASI
(mmHg)
|
PRA LATIHAN
|
1.66
2. 67
3.69
RATA-RATA: 67
|
1.100
2.110
3.100
RATA-RATA: 103
|
1.80
2. 70
3.70
RATA-RATA: 73
|
MENIT KE-1
|
63
|
110
|
80
|
MENIT KE-2
|
64
|
100
|
80
|
PEMBAHASAN
HASIL PRAKTIKUM
1.Hasil pengaruh posisi tubuh terhadap denyut
nadi dan tekanan darah.
Pada hasil pemeriksaan denyut nadi secara palpasi,
didapatkan hasil yang berbeda yang dilakukan oleh tiga orang pemeriksa pada
mahasiswa coba 1 (MC1) yang sama. Dalam keadaan berbaring terlentang diperoleh
hasil 68, 78, 85, dengan rata-rata 80. Dalam keadaan duduk diperoleh hasil 79,
74, 83, dengan rata-rata 79. Dalam keadaan berdiri diperoleh hasil 63, 65, 66,
dengan rata-rata 65.Dan semua itu dengan irama yang kuat dan teratur. Pada
percobaan ini kami menggunakan arteri radialis dextra karena denyut pada tempat
tersebut sangat besar sekali. Denyut nadi tiap orang berbeda-beda tergantung
dari emosi, pekerjaan, makanan, aktivitas, cara hidup dan lain-lain. Pada data diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa dari posisi berbaring terlentang – duduk-berdiri, denyut nadi pada
mahasiswa coba 1 (MC1) mengalami
penurunan.
Selain mengukur denyut nadi kami juga melakukan
pengukuran tekanan darah secara auskultasi,didapatkan hasil yang berbeda yang
dilakukan oleh tiga orang pemeriksa pada mahasiswa coba 1 (MC1) yang sama.
Dalam keadaan berbaring terlentang diperoleh hasil pengukuran tekanan
sistolik 100, 90, 90, dengan rata-rata
94 dan hasil pengukuran tekanan diastolik 60, 70, 60 dengan rata-rata 64. Dalam
keadaan duduk diperoleh hasil pengukuran sistolik 90, 90, 90, dengan rata-rata 90 dan hasil
pengukuran diastolik 70, 70,
70, dengan rata-rata 70. Dalam keadaan berdiri diperoleh hasil pengukuran
tekanan sistolik 100, 90, 100 dengan rata-rata 97, dan hasil pengukuran tekanan
diastolik 80, 70, 70 dengan rata-rata 73. Pada percobaan ini kami menggunakan
arteri brachialis dextra. Pada data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dari
posisi tidur terlentang – duduk – berdiri tekanan sistoliknya turun lalu naik.
Sedangkan tekanan diastoliknya selalu naik.
Pengaruh
posisi tubuh terhadap denyut nadi dan tekanan darah.
Secara teori sebenarnya posisi tubuh sangat berpengaruh terhadap denyut nadi dan tekanan darah. Hal ini karena ada efek gravitasi bumi. Pada saat berbaring gaya gravitasi pada peredaran darah lebih rendah karena arah peredaran tersebut horisontal sehingga tidak terlalu melawan gravitasi dan tidak terlalu memompa. Pada saat duduk maupun berdiri kerja jantung dalam memompa darah akan lebih keras karena melawan gaya gravitasi sehingga kecepatan denyut jantung meningkat. Tetapi dalam percobaan kali ini kami mendapatkan hasil dimana tekanan darah berbaring lebih tinggi daripada pada saat duduk dan berdiri. Hal ini merupakan kesalahan pemeriksa dalam melakukan pengukuran hanya tekanan diastoliknya yang naik.
Secara teori sebenarnya posisi tubuh sangat berpengaruh terhadap denyut nadi dan tekanan darah. Hal ini karena ada efek gravitasi bumi. Pada saat berbaring gaya gravitasi pada peredaran darah lebih rendah karena arah peredaran tersebut horisontal sehingga tidak terlalu melawan gravitasi dan tidak terlalu memompa. Pada saat duduk maupun berdiri kerja jantung dalam memompa darah akan lebih keras karena melawan gaya gravitasi sehingga kecepatan denyut jantung meningkat. Tetapi dalam percobaan kali ini kami mendapatkan hasil dimana tekanan darah berbaring lebih tinggi daripada pada saat duduk dan berdiri. Hal ini merupakan kesalahan pemeriksa dalam melakukan pengukuran hanya tekanan diastoliknya yang naik.
2. Pengaruh latihan fisik terhadap denyut nadi dan
tekanan darah baik sistolik maupundiastolik.
Pada hasil pemeriksaan secara palpasi, didapatkan hasil yang berbeda yang dilakukan oleh tiga orang pemeriksa pada mahasiswa coba 2 (MC2) yang sama. Pada saat pra latihan diperoleh hasil yaitu 66, 67, 69 dengan rata-rata 67. Hasil tekanan sistolik 100, 110, 100 dengan rata-rata 103, dan hasil tekanan diastolik 80, 70, 70 dengan rata-rata 73,3. Setelah melakukan latihan fisik naik turun bangku 20 kali/ menit dalam 2 menit diperoleh data bahwa pada menit pertama denyut nadinya 63 kali, tekanan sistolik 110 mmHg, dan tekanan diastolik 80 mmHg. Pada menit ketiga hasilnya adalah denyut nadi sebanyak 64 kali, tekanan sistolik 110 dan tekanan diastolik 80 mmHg dan data tersebut nilainya telah dianggap kembali seperti keadaan sebelum latihan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada menit pertama terjadi penurunan denyut nadi, kenaikan tekanan sistolik dan tekanan diastolik.
Pada hasil pemeriksaan secara palpasi, didapatkan hasil yang berbeda yang dilakukan oleh tiga orang pemeriksa pada mahasiswa coba 2 (MC2) yang sama. Pada saat pra latihan diperoleh hasil yaitu 66, 67, 69 dengan rata-rata 67. Hasil tekanan sistolik 100, 110, 100 dengan rata-rata 103, dan hasil tekanan diastolik 80, 70, 70 dengan rata-rata 73,3. Setelah melakukan latihan fisik naik turun bangku 20 kali/ menit dalam 2 menit diperoleh data bahwa pada menit pertama denyut nadinya 63 kali, tekanan sistolik 110 mmHg, dan tekanan diastolik 80 mmHg. Pada menit ketiga hasilnya adalah denyut nadi sebanyak 64 kali, tekanan sistolik 110 dan tekanan diastolik 80 mmHg dan data tersebut nilainya telah dianggap kembali seperti keadaan sebelum latihan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada menit pertama terjadi penurunan denyut nadi, kenaikan tekanan sistolik dan tekanan diastolik.
Pengaruh
aktifitas fisik terhadap denyut nadi dan tekanan darah
Aktifitas
fisik menyebabkan perubahan yang besar dalam sistem sirkulasi dan pernapasan.
Pada menit pertama seharusnya terjadi kenaikan denyut nadi dan tekanan darah
yang drastis karena masih belum biasa melakukan hal tersebut, tetapi lama
kelamaan tekanan darah dan denyut nadi menurun karena kerja jantung kembali
normal. Dalam percobaan kali ini kami
mendapatkan hasil dimana denyut nadi malah menurun setelah aktifitas fisik
dilakukan. Hal ini merupakan kesalahan pemeriksa dalam melakukan pengukuran.
Tetapi pada pemeriksaan tekanan sistolik dan diastolik hasilnya telah sesuai
dengan teori.
BAB 3
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
1. Secara teori sebenarnya posisi tubuh sangat
berpengaruh terhadap denyut nadi dan tekanan darah. Hal ini karena ada efek
gravitasi bumi. Pada saat berbaring gaya gravitasi pada peredaran darah lebih
rendah karena arah peredaran tersebut horisontal sehingga tidak terlalu melawan
gravitasi dan tidak terlalu memompa. Pada saat duduk maupun berdiri kerja jantung dalam memompa darah akan
lebih keras karena melawan gaya gravitasi sehingga kecepatan denyut jantung
meningkat.
2. Aktifitas
fisik menyebabkan perubahan yang besar dalam sistem sirkulasi dan pernapasan.
Pada menit pertama seharusnya terjadi kenaikan denyut nadi dan tekanan darah
yang drastis karena masih belum biasa melakukan hal tersebut, tetapi lama
kelamaan tekanan darah dan denyut nadi menurun karena kerja jantung kembali
normal.
3. Dalam percobaan kali
ini kami mendapatkan hasil dimana tekanan darah berbaring lebih tinggi daripada
pada saat duduk dan berdiri. Hal ini merupakan kesalahan pemeriksa dalam
melakukan pengukuran hanya tekanan diastoliknya yang naik.
4. Dalam percobaan kali ini kami mendapatkan hasil
dimana denyut nadi malah menurun setelah aktifitas fisik dilakukan. Hal
ini merupakan kesalahan pemeriksa dalam melakukan pengukuran. Tetapi pada
pemeriksaan tekanan sistolik dan diastolik hasilnya telah sesuai dengan teori.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, AC. and Hall, JE 2006. Texbook of Medical
Physiology. 11th Edition., W.B. Sanders Co., Philadelphia.
Sherwood L, 2010. Human Physiology from Cells to
Systems.
Ganong, WF. 2005. Review of Medical Physiology.
22th Edition, Appleton & Lange A Simon & Schuster Co., Los
Altos, Califronia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar